Paper Editor – Data kumulatif sepanjang 2023 menunjukkan bahwa client paper editor adalah mayoritas merupakan mahasiswa telat kuliah atau tidak lulus tepat, baik pada jenjang S1 ataupun S2.

Rerata mereka menjalin komunikasi setelah terlambat kuliah, alasan-alasannya sangat beragam.

Banyak yang berfikir bahwa client paper editor adalah kalangan yang tidak bisa atau lemah dalam berfikir. Faktanya terbalik, karena sebagian besar dilatar belakangi faktor lainnya.

Baca Juga: Tren Munculnya Publisher Jurnal Ilmiah di Indonesia, Sampai Kapan? Lalu Bagaimana Paper Editor?

Pekerjaan

Pekerjaan menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh, karena mahasiswa jadi terpecah pemikirannya. Ini menjadi pemicu utama, artinya memang bukan kelemahan berfikir.

Berkeluarga

Memiliki pasangah ketika masa kuliah, ini juga menjadi penghambat untuk menyelesaikan tugas akhir mereka. Sekali lagi artinya secara kemampuan berfikir mereka dinyatakan mampu.

Baca Juga: Bocoran Skripsi Mau Dihapus dari Menristek Dikti, Tapi S-2 dan S-3 Wajib Punya Jurnal, Ribet Gak?

Dosen Sulit

Beberapa kampus yang masuk kategori sulit adalah UGM, UI, UB, Unair dan beberapa lainnya. Dosen sulit di kampus bereputasi tersebut bukan mencari-cari kelasahan, memang kecederungan mengingingkan hal lebih dalam tugas akhir yang dikerjakan mahasiswa yang dibimbingnya.

Ini menjadi pembeda dengan kampus-kampus lainnya, terlebih lagi pada jenjang S1, maka proses yang dilalui akan semakin sulit.

Nah… itu tiga alasan client paper editor memilih berkosultasi bersama papers. Prinsipnya paper editor tidak hanya membuat dan menulis, tetapi adalah kolaborasi. Sehingga hasil karya adalah hasil kolaborasi bersama, bukan semata-mata adalah kemauan sepihak.