Paper Editor – Jurnal predator menjadi sebutan atau istilah yang disematkan pada jurnal yang melakukan uplod secara tidak sehat, dan melakukan publikasi naskah tanpa berpedoman pada syarat ilmiah yang kuat.

Tidak ada teori khusus, atau bahkan ahli hingga saat ini yang mematenkan kriteria jurnal predator. Sehingga tidak diketahui jurnal predator itu seperti apa.

Maka memang sulit mendefinisikan jurnal predator itu seperti apa, hanya saja terdapat siklus publikasi jurnal yang dapat dinilai mencurigakan dan menjadi perhatian khusus.

Misalnya publikasi dilakukan setiap bulan atau 2 bulan sekali, padahal idealnya jurnal berupatasi hanya melakukan publikasi 2 hingga 3 kali dalam setahun.

Kemudian mengenai patokan harga yang disebut fee publication, article prochessing charge, atau dana yang diminta oleh pihak pengelola jurnal.

Biasanya jurnal berupatasi atau yang jelas memiliki kisaran harga 0 rupiah hingga nominal yang wajar, berbeda pada jurnal predator bisa menaik kalikan harga dari nilai yang wajar.

Ketika menjumpai 2 aspek ini, kemudian potensial jurnal tersebut merupakan jurnal predator.

Ketiga yaitu berhubungan dengan kedalaman konten penelitian, biasanya dalam jurnal predator asalkan melakukan pembayaran maka akan langsung diterbitkan.

Soo… bagaimana seharusnya memilih jurnal, hindari ketiga poin tersebut. Lakukan submit pada jurnal yang menerapkan tahapan publikasi secara wajar.

Soal dampak sebenarnya bukan menjadi persoalan penting yang perlu diperdebatkan selama konteks penelitian pada naskah jurnal memang berkualitas dan memberikan dampak positif pada keilmuan.***