Contoh Skripsi Bab II Kajian Teori, Judul: STRATEGI PROMOSl MELALUl PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA lNSTAGRAM DALAM MENlNGKATKAN PENJUALAN HOME SERVICE BUSSINES PERSPEKTlF EKONOMI lSLAM

Written by Latif

July 31, 2022

PAPER EDITOR – Berikut ini contoh skripsi pada bab 2, yang biasanya berisi mengenai kajian teori, kajian pustaka, landasan teori atau telaah teori.

Secara umum isi bab II pada sebuah skripsi yaitu sebagai berikut.

BAB II

LANDASAN TEORI

 

  1. Bauran Pemasaran
  1. Pengertian Bauran Pemasaran

Pemasaran menurut American Marketing Association, pemasaran merupakan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara konsisten, tepat dan layak dilaksanakan oleh perusahaan atau suatu bisnis guna mencapai target pasar yang dituju.[1]

Pemasaran menjadi usaha untuk menjangkau segmen pasar yang diinginkan dan juga untuk mencapai tujuan perusahaan maka dalam manajemen pemasarannya harus efektif, dengan memadukan semua elemen pemasaran kedalam suatu rancangan yang terintregritas sehingga tercapainya tujuan perusahaan, sehingga nilai nilai yang dihantarkan kepada konsumen bisa tersampaikan dan diterima. Ketika merencanakan dan melaksanakan suatu strategi, terdapat bauran pemasaran atau biasa disebut marketing mix yang bertujuan untuk menetapkan suatu komposisi terbaik. Terdapat empat komponen variabel pemasaran yaitu strategi produk, penetapan produk, penetapan harga, promosi dan tempat, dalam mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus untuk mencapai tujuan maupun sasaran perusahaan.

Komponen dasar yang disebut sebagai bauran pemasaran yaitu:[2]

1). Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, digunakan dimiliki dan dikonsumsi, produk dimaksud berupa barang atau jasa yang dihasilkan yang digunakan konsumen sebagai pemberi kepuasaan atau guna memenuhi kebutuhan hidup.

2). Harga

Harga adalah satu satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, dan sedangkan unsur lain hanya unsur biaya.

3). Penempatan

Distribusi atau penempatan merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumenatau dari penjual ke pembeli pada saat yang tepat.

Pemasaran syariah berdasarkan Al-Qur’an, hadist, literatur Islam dan wawancara dengan ulama adalah sebagai keputusan yang bijaksana dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan melalui perilaku yang baik, menyuguhkan produk atau jasa yang sehat (halal) dengan persetujuan kedua belah pihak guna mencapai kesejahteraan material dan spritual, dunia dan akhirat melalui media iklan yang beretika.[3]

Di era saat ini pemasaran online lebih mengedepankan spiritual marketing, yang awalnya dengan rasional menuju emosional dan kemudian bergeser menjadi spiritual. Di era spiritual marketing pelanggan tidak hanya digerakkan pada pilihan pilihan yang rasional namun juga emosional dan spiritual yang menjadi salah satu penggerak dalam menentukan pilihan.

  1. Indikator Pemasaran

Adapun indikator pemasaran dalam penelitian ini sebagai berikut:[4]

  1. Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk promosi yang dapat dengan cepat dan meluas, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan rasa menyenangkan yang dapat merubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
  2. Promosi Penjualan (sales promotion) merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembeli produk tersebut. Promosi lebih condong untuk menarik perhatian para konsumennya dengan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Adapun kegiatan promosi penjualan seperti pameran dagang, membagikan contoh (taster), premi, kupon, dsb.
  3. Pemasaran Langsung (direct marketing) merupakan sesuatu yang digunakan dalam pemasaran langsung dengan kebutuhan atau karakteristik setiap perusahaan sesuai dengan bidang yang digeluti. Misalnya, katalog, e-mail langsung, online marketing, dsb.
  4. Penjualan Personal (Personal Selling) merupakan alat paling efektif pada tahap tertentu dalam proses keputusan pembelian, terutama dalam menentukan pembelian. Hal ini disebakan karena adanya interaksi langsung antara calon pembeli dengan penjual, dimana pembeli mendapatkan informasi secara jelas perihal kebutuhannya.

Strategi dalam pemasaran cara menentukan menjadi sesuatu yang dipentingkan dan tak bisa untuk dipisahkan berdasarkan keberhasilan suatu pamasaran tersebut. Dengan harapan adanya strategi yang matang maka akan berpengaruh terhadap laba atau untung yang didapat oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan usahannya. Selain itu, dengan adanya strategi pemasaran maka suatu perusahaan dapat mengetahui segmentasi pasar, mulai dari potensi positif hingga potensi negative yang mungkin saja terjadi dalam perjalanan usaha tersebut.

Dari uraian tersebut, peneliti berpandangan jika strategi pemasaran merupakan dasar tindakan atau rancangan yang mengarah kepada kegiatan-kegiatan pemasaran. Yang mana kegiatan tersebut juga akan memberikan pengamanan kegiatan usaha dalam peta persaingan yang terjadi. Selain itu, strategi pemasaran juga dirancang untuk pengembangan usaha dari sebuah perusahaan tersebut untuk kedepannya.

 

  1. Strategi Promosi
  1. Pengertian Strategi Promosi

Pada umumnya kondisi dunia usaha selalu mengalami perubahan-perubahan atau juga dapat disebut dengan selalu mengalami dinamika. Kondisi dunia usaha, selalu ditandai dengan mengubah apa yang terjadi dalam waktu tertentu.  Sehingga dalam pemasaran kemudian dikenal dengan diperlukan adanya strategi pemasaran, yaitu sebagai tanggapan atas dinamika yang terjadi dalam dunia usaha. Setidaknya strategi yang diperlukan oleh perusahaan, setidaknya mencakup mengenai sasaran (target) serta acuan pemasaran (marketing mix), dua tahapan ini menjadi dasar untuk melakukan segmentasi pasar.[5]

Strategi dalam kegiatan promosi memiliki makna mendasar yaitu berupa rancangan menyeluruh, terpusat dan memiliki kesatuan pada bidang pemasaran. Strategi pemasaran tersebut kemudian berisi panduan yang digunakan untuk menjalankan sebuah usaha, hingga diraihnya keuntungan yaitu yang menjadi tujuan utama dalam prinsip ekonomi. Selain itu, dengan adanya strategi pemasaran diharapakan dapat meminimalisir adanya potensi kerugian yang mungkin saja ditumbulkan dari kegiatan usaha tersebut.[6]

Menurut Tjiptopo promosi adalah suatu bentuk kegiatan dalam pemasaran yang menyebar luaskan informasi, mempengaruhi atau membujuk kepada target pasar atas perusahaan terhadap produknya, sehingga pembeli atau konsumen dapar loyal terhadap produk yang dipasarkan.[7]

Konsep strategi promosi pada awalnya didefinisikan sebagai berbagai cara dalam mencapai tujuan, sejalan dengan berkembangnya konsep manajemen strategi. Strategi tidak dapat didefinisikan hanya sebagai cara dalam mencapai tujuan, namunjuga mencangkup penetapan berbagai tujuan itu sendiri yang diharapkan dapat menjamin terpeliharanya daya saing keunggulan perusahaan.

Menurut pendapat Suhardi mengenai pengertian promosi yaitu suatu aktivitas-aktivitas yang digerakkan dalam suatu perusahaan.yang disusun dalam menyampaikan informasi, merayu pihak lain dengan perusahaan yang bersangkutan melalui barang maupun jasa yang ditawarkan. Strategi merupakan suatu proses dalam menentukan rencana dari pimpinan puncak dalam menentukan tujuan jangka panjang perusahaan serta suatu upaya agar tujuan tersebut bisa tercapai. [8]

Strategi promosi merupakan salah satu cara dalam mengedepankan keunggulan bersaing dalam suatu perusahaan yang memproduksi barang maupun jasa, strategi promosi adalah salah satu dasar yang digunakan dalam menyusun perencanaan bagi suatu perusahaan.[9] Strategi promosi merupakan suatu aktivitas perusahaan untuk mendorong penjualan melalui arahan komunikasi dengan cara meyakinkan pembeli tersebut.

Strategi Promosi menjadi bagian penting dalam suatu teknik pemasaran bagi kelangsungan suatu perusahaan. Promosi dilakukan untuk meningkatkan jumlah penjualan maupun permintaan mengenai suatu produk maupun jasa, dalam strategi promosi dilakukan untuk memberikan pengaruh kepada konsumen untuk membeli barang maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan adanya strategi promosi dalam suatu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan jumlah minat seseorang sehingga target yang direncanakan oleh perusahaan dapat tercapai sesuai target.[10]

Strategi promosi adalah suatu cara atau susunan rencana yang telah disusun oleh suatu perusahaan untuk menawarkan, mengajak nasabah agar tertarik dan mau menggunakan  produk dari suatu lembaga atau perusahaan tersebut supaya tujuan dari suatu lembaga maupun industri bisa tercapai dengan optimal. Promosi menjadi salah satu komponen yang prioritas dalam menjalankan pemasaran, melalui promosi konsumen dapat mengetahui mengenai produk yang dimiliki oleh perusahaan, alat promosi paling berpengaruh adalah iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung dan interaktif, dan juga publistitas.

  1. Konsep Strategi dalam Promosi Penjualan
  2. Perencanaan

Tahap perencanaan, khususnya merupakan tahap yang sangat menetukan terhadap kelangsungan dan suksesnya organisasi. Proses perencanaan merupakan suatu proses yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan pada masa yang akan datang termasuk disini adalah pengembangan program, kebijaksanaan dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.[11]

Peranan perencanaan dalam pemasaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dapat dilihat dalam pencapaian sasaran tingkat keuntungan yang telah ditetapkan, ditentukan oleh pencapaian tingkat penjualan yang telah ditentukan. Peranan perencanaan dalam pemasaran dapat diklasifikasi dalam 8 (delapan) bidang kegiatan yaitu:[12]

  • Membalik permintaan dengan kegiatan pemasaran yang merombak atau membalik permintaan (negative demand).
  • Menciptakan permintaan untuk mengatasi permintaan yang tidak ada (no demand).
  • Mengembangkan permintaan untuk mengatasi permintaan yang tersembunyi (latent demand).
  • Menghidupkan kembali permintaan (revitalize demand).
  • Menyelaraskan pemintaan dalam menghadapi pemintaan yang tidak teratur (irregular demand).
  • Memelihara permintaan untuk mengatasi permintaan penuh (full demand).
  • Mengurangi permintaan dalam menghadapi tantangan permintaan yang berlebiha sehingga tidak dapat terpenuhi dengan kemampuan penawaran yang ada. Menghancurkan atau menghilangkan permintaan dalam menghadapi tantangan permintaan yang tidak diinginkan
  1. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam pemasaran sebuah produk dilaksanakan atas dasar perencanaanya, hal ini juga dilaksanakan dan perlu mengetahui tujuan dari bauran promosi yang dilakukan agar pemasar terbantu dalam menyiasati bagaimana bauran promosi tersebut dapat mendukung program pemasaran. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, membujuk, meningkatkan, dan memperkuat pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.[13]

Secara rinci keempat tujuan promosi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

  • Iklan informative bertujuan untuk menciptakan kesadaran mereka dan pengetahuan tentang produk baru atau fitur baru dari produk yang sudah ada.
  • Iklan persuasif bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. Beberapa iklan persuasif menggunakan iklan komparatif, yang membuat perbandingan atribut eksplisit dari dua atau lebih merek.
  • Iklan pengingat bertujuan untuk merangsang pembelian ulang produk dan jasa.
  • Iklan penguatan bertujuan untuk meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereaka membuat pilihan yang tepat.

Selain itu tujuan promosi yang dikutip dari adalah meningkatkan awareness, meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi untuk konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek, meningkatkan average check, dan meningkatkan penjualan.[14]

  1. Pengawasan

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan dilaksanakan dengan tujuan adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, meminimumkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.[15]

Beberapa kondisi iklan yang memerlukan pengawasan, yaitu:[16]

  • Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya.
  • Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan).
  • Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya).
  • Berkurangnya kas perusahaan.
  • Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur.
  • Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik.
  • Biaya yang melebihi anggaran.
  • Adanya penghamburan dan inefisiensi.
  1. Bentuk-Bentuk Promosi
  2. Periklanan (Advertising)

Iklan yaitu suatu cara promosi yang dilkukan suatu perusaan maupun lembaga dalam menginformasikan segala produk maupun jasa yang dikeluarkan perusahaan.[17] Jenis-jenis media yang digunakan pada sarana iklan dapat berupa surat kabar atau majalah, radio, televisi, reklame, spanduk, penyebaran brosur, dan lainnya.

Cara dari promosi ini adalah untuk mempromosikan barang, jasa, maupun gagasan atau ide dengan tujuan untuk menarik konsumen atau nasabah agar tertarik dengan barang atau produk yang telah ditawarkan, sehingga bisa meningkatkan penjualan dan produk di perusahaan maupun lembaga tersebut.

  1. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Penjualan biasanya identik dengan penjualan tatap muka atau disebut Personal Selling yaitu cara promosi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka yang dapat menarik hati konsumen atau nasabah pada tempat dan waktu yang bersamaan agar mau mengambil keputusan untuk membeli. Dalam pemasaran sendiri penjualan tatap muka hanya menjadi salah satu dari bauran promosi. Bauran promosi ini meliputi iklan, hubungan antar masyarakat, pemasaran langsung dan penjualan personal, jadi personal selling merupakan salah satu dari cara promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.[18]

Personal selling ini adalah bentuk presentasi pribadi yang melibatkan pembicara langsung yang dilaksanakan oleh tenaga penjual perusahaaan yang bertujuan untuk menjual serta membangun keakraban dengan pelanggan, selain itu juga cara ini diyakini merupakan cara yang efektif dalam meyakinkan pembeli, karena setiap individu bisa melihat kebutuhan serta bisa melakukan penyesuaian secara cepat.

  1. Publicitas

Publisitas ini merupakan kegiatan promosi yang dilakukan untuk menarik nasabah dengan aktivitas seperti diadakannya pameran, stand promosi di pusat pembelanjaan, sponsor, dan juga ikut berperan serta dalam kegiatan amal contohnya ikut menggalan dana untuk para korban bencana alam dan lainnya.[19]

Cara ini baik dilakukan dalam mempromosikan maupun mengenalkan produk atau jasa dalam suatu perusahaan atau lembaga, karena publisitas sendiri penyampaiannya dilakukan secara maksimal sehingga diterima sebagai berita baru oleh pendengar maupun pembaca sehingga dapat mencapai pembeli yang potensial.

  1. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan atau sales promotion merupakan suatu bentuk promosi yang ditujukan untuk menarik pembeli. Kegiatan promosi ini bermanfaat untuk membujuk calon pembeli agar membeli produk maupun jasa yang telah ditawarkan. Kegiatan promosi penjualan dapat memberikan respon yang lebih cepat dalam penjualan daripada melalui media iklan.[20]

Sales Promotion yaitu keinginan mempromosikan secara insentif dalam periode tertentu untuk mendorong minat konsumen, para penjual, dengan tujuan untuk mengajak, mengenal dan membeli prodak oleh suatu perusahaan atau lembaga.[21]

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Promosi

Selain berpengaruh terhadap harga atau barang itu sendiri, perkiraan sharga pada saat ini atau yang akan datang, distribusi pendapatan, faktor promosi juga merupakan peranan penting dalam usaha produsen untuk menarik calon pembeli atau nasabah untuk meningkatkan penjualan dengan jumlah yang besar.[22]

Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi ada 4, yaitu: [23]

  1. Bisnis yang memiliki banyak dana tentu saja memiliki peluang yang besar untuk memadukan unsur-unsur promosi, begitupun sebaliknya bisnis yang keuangannya lemah tentu saja promosi yang dilakukan kurang efektif dan kurang maksimal.
  2. Keadaan pasar, hal ini terkait letak daerah pemasaran produk dan calon pembeli atau nasabah yang dituju.
  3. Keadaan produk, apakah produk yang dituju kepada konsumen ataukah ditujukan kepada konsumen akhir, bahan indrustri, atau produk lainnya.
  4. Tingkatan siklus kehidupan produk yang telah dilakukan, karena hal ini berpengaruh terhadap promosi yang dilakukan.

Dari ke empat faktor di atas promosi mempunyai pengaruh yang besar dalam upaya meningkatkan nilai jual produk suatu lembaga atau perusahaan.

 

  1. Penjualan Home service bussines

Penjualan yang dilaksanakan dengan konsep home service bussines pada dasarnya merupakan penjualan yang dilaksanakan dengan konsep jemput bola yaitu penjual yang mendatangi pembelinya hingga ke rumahnya. Ini menjadi salah satu tren di era digital yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Konsep ini juga tengah menjadi tren dalam berbagai kalangan pelaku bisnis dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat atau konsumennya.[24]

Bentuk layanan ini juga menjadi sebuah keunggulan karena bagi pelaku usaha berbentuk rumahan, maka layanan antar hingga sampai ke tangan konsumen menjadi sebuah keunggulan. Kelebihan ini juga menjadi bentuk-bentuk layanan atau keunggulan yang diberikan dalam konsep penjualanan home service bussines. Sehingga dengan layanan ini juga memberikan kemudahan kepada konsumennya ketika melakukan pembelian sebuah produk.[25]

Media sosial (social media) adalah media yang diciptakan untuk membuat desain agar memudahkan manusia untuk berinteraksi sosial yang memiliki sifat interaktif atau dua arah. Media sosial yang memiliki basis teknologi internet yang juga memperbarui  pola penyebaran informasi yang dimana sebelumnya memiliki sifat satu audiens ke banyak audiensi. Media sosial sendiri memiliki referensi jika pada serangkaian aktifitas, praktik, dan perilaku diantara komunitas orang yang berkumpul secara daring/online untuk memenuhi kebutuhan dengan berbagi informasi, pengetahuan dan opini menggunakan media percakapan.[26]

Penjualan dengan layanan home service bussines ini pada dasarnya dalam operaisonalnya dengan memanfaatkan media sosial sebagai pasar sekaligus cara melakukan pemasaran produk. Meskipun pada beberapa sisi juga dilaksanakan pemasaran dengan menggunakan alamat website pribadi, namun secara umum medsos masih menjadi pasar utamanya. Media sosial merupakan media digital atau internet yang memiliki potensi sebagai media pemberdayaan masyarakat. Dengan zaman yang sudah milenial ini media sosial dapat dijadikan sebagai ajang media promosi jasa atau produk yang akan dipasarkan.[27]

Media sosial telah menjadi sarana dan media pada komunikasi bisnis. Dimana informasi dari produk atau jasa dapat di kirimkan kepada masyarakat, baik itu secara individu, komunitas, jaringan maupun masyarakat umum. Maka tidak mungkin pada zaman sekarang ini, segala bentuk produk tidak diperjual belikan melalui media social. Tak bisa dipungkiri, media sosial dalam perkembangan media telah mengambil bentuk yang menandingi media-media konvensional atau tradisional, seperti televisi, radio, atau media cetak. Keunggulan itu dapat terjadi karena media sosial tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak, modal yang besar, dan tidakterikat oleh fasilitas infrastruktur produksi yang massif seperti kantor, gedung dan perangkat peliputan yang lain.[28]

Keunggulan layanan home service bussines ini dengan memanfaatkan media sosial terdapat beberapa poin. Menurut Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI adalah sebagai berikut:

  1. Aplikasi Media Sosial Berbagi Video (Video Sharing)

Program tersebut dapat berupa kunjungan atau pertemuan di lapangan, keterangan pemerintah, diskusi publik tentang suatu kebijakan, serta berbagai usaha dan perjuangan pemerintah melaksanakan program-program perdagangan.

  1. Aplikasi Media Sosial Mikroblog

Peranti pendukungnya tak perlu repot menggunakan telepon pintar, cukup dengan menginstal aplikasinya dan jaringan internet. Aplikasi ini menjadi yang paling tenar di Indonesia setelah Facebook. Ada dua aplikasi yang cukup menonjol dalam masyarakat Indonesia, yakni Twitter dan Tumblr.

  1. Aplikasi Media Sosial Berbagi Jaringan Sosial

Setidaknya ada tiga aplikasi berbagi jaringan sosial yang menonjol dan banyak penggunanya di Indonesia, khususnya untuk tipe ini. Yakni Facebook, Google Plus, serta Path.

  1. Aplikasi Berbagi Jaringan Profesional

Para pengguna aplikasi berbagi jaringan professional umumnya terdiri atas kalangan akademi, mahasiswa para peneliti, pegawai pemerintah dan pengamat. Dengan kata lain, mereka adalah kalangan kelas menengah Indonesia yang sangat berpengaruh dalam embentukan opini masyarakat. Sebab itu, jenis aplikasi ini sangat cocok untuk mempopulerkan dan menyebarkan misi perdagangan yang banyak memerlukan telaah materi serta hal-hal yang memerlukan perincian data.

  1. Aplikasi Berbagi Foto

Aplikasi jaringan berbagi foto sangat populer bagi masyarakat Indonesia. Penyebaran perdagangan juga efektif dilakukan lewat aplikasi ini. Tentu saja, berupa kunjungan misi perdagangan ke daerah yang unik, eksotik, pasar atau komunitas perdagangan tertentu. Beberapa aplikasi yang cukup populer di Indonesia antara lain Pinterest, Picasa, Flickr dan Instagram.[29]

 

  1. Penjualan Online
  1. Pengertian Penjualan Online

Seorang penjual memiliki peran dalam membantu orang lain mengetahui produk yang ditawaran dengan berbagai upaya pendekatan melalui teknik pemasawan. Penjualan merupakan suatu usaha yang terpadu dalam mengembangkan rencana strategis yang diarahkan untuk usaha sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan pembeli, guna memperoleh penjualan yang menghasilkan laba. Melaui internet penjualan dapat lebih terbantu, karena memungkinkan proses jual yang efektif dan jangkauan yang lebih luas.

Penjualan online salah satunya melalui sosial media, Instagram sebagai media jejaring sosial yang sering digunakan penjual dalam memasarkan produknya. Instagram merupakan sebuah aplikasi media sosial berbagi foto dan video yang memungkinkan seorang pengguna mengunggah, mengambil dan mengedit foto maupun video.[30]

Periklanan melalui media online memiliki tantangan tersendiri, percepatan digitalisasi yang menghubungkan antara penjual terhadap sasaran pasar tak terbatas oleh ruang dan waktu. Hal ini menyebabkan kesadaran konsumen lebih cepat dengan jangkauan lebih luas daripada media tradisional.[31]

Pesatnya perkembangan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi memicu timbulnya berbagai media internet yang mengarah pada terciptanya komunikasi pemasaran online. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran online merupakan komunikasi pemasaran yang dilakukan dengan memanfaatkan media internet sebagai perantaranya.

Adapun teori yang dijelaskan oleh Hermawan, terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan menjalankan bisnis dengan menggunakan media sosial atau fasilitas e-commerce, yaitu:

  1. Dapat menjangkau konsumen di seluruh dunia.
  2. Dapat melakukan komunikasi interaktif dengan biaya yang efesien.
  3. Dapat menjangkau target konsumen tertentu.
  4. Lebih mudah menyampaikan informasi seperti perubahan harga atau informasi lainnya.
  5. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan karena tersedia akses selama 24 jam, tujuh hari seminggu.
  6. Mendapatkan umpan balik segera dari konsumen.
  7. Merupakan saluran distribusi alternatif.
  8. Menyediakan biaya penyebaran informasi merek yang efektif dan efesien.[32]

Untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif hendaknya melalui strategi sebagai berikut:

  1. Periklanan
  2. Pemasaran Langsung
  3. Pemasaran Interaktif
  4. Promosi Penjualan
  5. Hubungan Masyarakat
  6. Penjualan Personal.[33]
  7. Volume Penjualan Online

Penjualan merupakan kegiatan untuk pelengkap dari pembelian, agar memungkinkan adanya transaksi barang atau jasa. Dengan begitu kegiatan penjualan seperti kegiatan pembelian, yang terdiri dari kegiatan meliputi terjadinya permintaan, menemukan calon pembeli, penawaran harga, dan syarat-syarat pembayarannya.[34]

Volume penjualan bisa diartikan peningkatan ekonomis yang di hasilkan dari kegiatan jasa, dengan kejadian ini makamenghasilkan seberapa besarnya jumlah omzet yang telah diterima dampak dari penawaran dan volume penjualan secara menguntungka bagi pelaku usaha. Volume penjualan juga bisa diartikan merupakan hasil akhir dari apa yang telah di capai oleh perusahaan yang telah melakukan penjualan produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha tersebut.

Volume penjualan ini tidak memisahkan anatara kredit maupun secara tunai terbilang menurut keseluruhan dari jumlah total semua yang telah dicapainya. Seumpamadalam volume penjualan perusahaan ini meningkat dan biaya distribusinya mengalami penurunan maka yang terjadi dalam pencapaian laba perusahaan otomatis akan ikut menurun.[35]

Lebih lanjut bagi perusahaan atau pengusaha, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualannya, yaitu:[36]

  1. Meningkatkan volume penjualan yaitu penetapan harga di beberapa perusahaan difokuskan pada volume penjualan selama periode waktu tertentu, misalnya 1 tahun atau 3 tahun. Manajemen bertujuan meningkatkan volume penjualan dengan memberikan diskon atau strategi penetapan harga yang agresif lainnya meskipun harus mengalami rugi dalam jangka pendek.
  2. Mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar yaitu beberapa perusahaan, besar dan kecil, menetapkan harga dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Untuk mempertahankan harga pada pasaran, perusahaan menerima marjin laba yang lebih kecil dan mengurangi biaya sehingga dapat menjual produk dengan harga di bawah harga jual yang seharusnya.

 

 

  1. Ekonomi Islam
  1. Pengertian Ekonomi islam

Ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana manusi mencukupi kebutuhan hidupnya melalui proses produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang maupun jasa. Sedangkan ekonomi Islam dapat diartikan sebagai kegiatan atau perilaku yang bersifat ekonomi dimana dilakukan berdasarkan pada kaidah-kaidah Islam dengan tujuan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Ada beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam salah satunya menurut Muhammad Abdul Manan menjelaskan bahwa Ekonomi Islam adalah ilmu social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam. Dan Menurut Khurshid Ahmad mendefinisikan ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematik untuk memahami masalah ekonomi dan perilaku manusia yang berkaitan dengan masalah itu dari perspektif Islam. Sedangkan menurut Capra menjelaskan bahwa Ekonomi Islam adalah cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi serta distribusi sumberdaya yang langkahnya sejalan dengan syariat Islam tanpa membatasi kreativitas individu ataupun menciptakan suatu ketidaksinambungan ekonomi makro.

Konsep Ekonomi Islam, mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang ekstrim (kapitalis dan komunis) dan mencoba untuk membentuk keseimbangan di antara keduanya (kebendaan dan rohaniah). Keberhasilan sistem ekonomi Islam tergantung kepada sejauh mana penyesuaian yang dapat dilakukan di antara keperluan kebendaan dan keperluan rohani/etika yang diperlukan manusia. Sumber pedoman ekonomi Islam adalah al-Qur’an dan sunnah Rasul, yaitu dalam:[37]

  1. al-Ahzab ayat 72

Berikut ini ayat dan artinya.

إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.[38]

  1. Hud ayat 61

Berikut ini ayat dan artinya.

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌ مُّجِيبٌ

Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”.[39]

  1. al-Baqarah ayat 30

Berikut ini ayat dan artinya.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.[40]

  1. Strategi Perencanaan Ekonomi Islam

Tahap perencanaan, khususnya merupakan tahap yang sangat menetukan terhadap kelangsungan dan suksesnya organisasi. Proses perencanaan merupakan suatu proses yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan pada masa yang akan datang termasuk disini adalah pengembangan program, kebijaksanaan dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.[41] Peranan perencanaan dalam pemasaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dapat dilihat dalam pencapaian sasaran tingkat keuntungan yang telah ditetapkan.

Fahim Khan menegaskan strategi dalam membangun ekonomi Islam yang menekankan lebih pentingnya pengaturan institusional untuk secara langsung melibatkan orang dalam kegiatan kewirausahaan mereka sendiri daripada strategi memanjakan kapitalis untuk menciptakan kesempatan kerja dengan upah pasti di pasar kerja. Ekonomi Islam memiliki mekanisme built-in untuk mendukung strategi tersebut. Mekanisme yang sudah built-in ini dapat lebih diperkuat dengan langkah-langkah berikut:

  1. Kemampuan kewirausahaan adalah modal sumber daya manusia yang harus dikembangkan oleh pendidikan yang tepat. Perencanaan pendidikan yang tepat dapat berkontribusi banyak untuk mengurangi risiko wirausaha dengan terciptanya iklim sosial yang kondusif serta kesadaran bersama untuk mentaati segala aturan main. Tidak hanya pendidikan komersial, pendidikan Islam memiliki peranan penting yang tidak boleh diabaikan untuk menciptakan iklim sosial yang mendukung bisnis konstruktif serta menanamkan etika dan moral masyarakat.
  2. Perluasan akomodasi finansial melalui sistem perbankan dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan pembiayaan bagi sumber daya manusia enterprener. Efisiensi sistem perbankan dalam menyediakan pembiayaan tersebut dalam kerangka Islam mensyaratkan reformasi substansial tidak hanya dalam struktur perbankan yang ada, tetapi pada seluruh sektor fiskal dan moneter. Dalam kerangka Islam, bank dan lembaga keuangan seharusnya diminta untuk menawarkan akomodasi keuangan hanya untuk pengusaha. Pinjaman konsumtif dari perbankan komersial hampir tidak ada karena pinjaman ini harus berupa qardh hasan (pinjaman tanpa bunga atau tanpa bagi hasil).
  3. Institusi Islam hisbah harus dihidupkan kembali untuk mengawasi secara efektif norma-norma keadilan sosial ekonomi dalam perekonomian. Harga, sewa, alat-alat produksi, struktur produksi, struktur upah, pasar dan fungsinya, dan sebagainya, semua masuk dalam lingkup pengawasan lembaga ini.[42]
  4. Strategi Pelaksanaan Ekonomi Islam

Pelaksanaan dalam pemasaran sebuah secara umum atau pada konsep ekonomi Islam memiliki kesamaan, yaitu pelaksanaan atas dasar perencanaanya, hal ini juga dilaksanakan dan perlu mengetahui tujuan dari bauran promosi yang dilakukan agar pemasar terbantu dalam menyiasati bagaimana bauran promosi tersebut dapat mendukung program pemasaran. Konsep promosi antara pelaksanaan pemasaraan sebuah secara umum atau pada konsep ekonomi Islam adalah menginformasikan, membujuk, meningkatkan, dan memperkuat pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.[43]

Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat Islam (mashlahah al ibad), karenanya juga merupakan tujuan ekonomi Islam.[44]

Perlindungan terhadap mashlahah terdiri dari 5 (lima) mashlalah, yaitu keimanan (ad-dien), ilmu (al-‘lm), kehidupan (an-nafs), harta (al-maal) dan kelangsungan keturunan (an-nash) yang kelimanya merupakan sarana yang dibutuhkan bagi kelangsungan kehidupan yang baik dan terhormat. Jika salah satu dari lima kebutuhan ini tidak tercukupi niscaya manusia tidak akan mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya.[45]

Fahim Khan memperbandingkan pelaksanaan kegiatan ekonomi antara sistem konvensional dengan sistem ekonomi Islam dalam mendorong strategi menciptakan peluang kewirausahaan. Maka strategi membuka peluang kewirausahaan bagi surplus sumber daya manusia memerlukan beberapa prasyarat sebagai berikut:[46]

  1. Ketersediaan modal yang diperlukan oleh surplus tenaga kerja dalam memulai usaha mandiri.
  2. Adanya sistem yang dapat menjamin pembagian risiko yang adil antara pemilik modal dan pengusaha.
  3. Adanya sistem penjaminan sosial yang dapat menopang dan membimbing kehidupan pelaku usahahingga mereka meraih kesuksesan berwiraswasta.

Pelaksanaan dalam Ekonomi Islam bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan bagi setiap individu yang membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah). Dengan demikian, perhatian utama ekonomi Islam adalah upaya manusia meningkatkan kesejahteraan materialnya yang sekaligus akan meningkatkan kesejahteraan spritualnya. Karena aspek spiritual harus hadir bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama, yaitu moralitas pelaku ekonomi.[47]

  1. Strategi Pengawasan Ekonomi Islam

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan dilaksanakan dengan tujuan adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, meminimumkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.[48]

Perkembangan ekonomi Islam sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya dengan kegiatan ekonomi dengan berprinsip Islami yag dijalankan masyarakat seiring dengan upaya percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Salah satu karakteristik sistem ekonomi Islam adalah adanya tuntutan untuk lebih mengutamakan aspek hukum dan etika bisnis Islami. Dalam sistem ekonomi Islam terdapat suatu keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dan etika bisnis yang Islami. Secara filosofis, prinsip-prinsip ekonomi Islam tersebut mencakup atas: prinsip ibadah (al-tauhid), persamaan (al-musawat), kebebasan (al-hurriyat), keadilan (al-‘adl), tolong-menolong (al-ta’awun) dan toleransi (al-tasamuh).[49] Sesuai uraian tersebut maka konsep pengawasan terhadap pelaku usaha atau karyawan atau pihak-pihak yang terlibat usaha dengan prinsip yang berlandaskan konsep Islami.

Tujuan Sistem Ekonomi Islam yaitu terciptanya “kebahagiaan manusia” atau keberhasilan hidup manusia. Karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem ekonomi lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi syariah dengan sistem ekonomi lainnya adalah bahwa yang menjadi asumsi dasarnya adalah ”Syariat Islam” yang diberlakukan secara menyeluruh (kaffah/totalitas). Masalah-masalah asas muamalah dijelaskan dalam ekonomi syariah dalam bentuk perintah dan larangan yang bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani manusia berdasarkan tauhid. Tujuan lainnya adalah untuk mencapai al-falah di dunia dan di akhirat. Artinya untuk meraih akhirat yang hasanah harus melalui dunia yang hasanah pula.[50]

Dari berbagai uraian tersebut kemudian dapat dijelaskan secara menyeluruh mengenai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan dalam kegiatan ekonomi Islam harus dilaksanakan dengan mendasarkan prinsip ajaran atau syariat Islam sehingga menjadikan segala kegiatan  yang dilaksanakan harus dengan berlandaskan prinsip Islam yang artinya harus dilaksanakan dengan adil dan dengan kejujuran.

  1. Prinsip Ekonomi Islam

Karena ekonomi Islam berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist maka ekonomi islam memeiliki perbedaan dengan sistem ekonomi konvensional. Berikut ini beberapa perbedaannya yaitu :

  1. Sistem ekonomi Islam mengedepankan prinsip kerjasama dan saling berbagi sedangkan ekonomi konvensional cenderung mengutamakan bunga (riba) dalam udaha mendapatkan keuntungan.
  2. Sistem ekonomi Islam menganggap sumber daya alam yang ada merupakan pemberian Allah sehingga wajib dipergunakan dengan hati-hati dan bertanggung jawab. Sedangkan ekonomi konvensional cenderung menganggap sumber daya alam sebagai komoditas ekonomis yang dapat menghasilkan keuntungan.
  3. Sistem ekonomi Islam menganggap pendapatan yang diperoleh secara tidak sah dan tidak jelas hukumnya maka tidak diakui, sedangkan sistem ekonomi konvensional cenderung berorientasi pada pencapaian laba (keuntungan) yang sebesar-besarnya meskipun bisnis atau usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan syariat Islam.
  4. Sistem ekonomi Islam menghendaki harta kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang yang sangat berkecukupan (kaya), tidak boleh hanya berputar pada golongan tersebut saja tetapi juga harus berputar pada golongan yang membutuhkan. Sedangkan sistem ekonomi konvensional cenderung menganggap harta kekayaan seseorang adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh orang tersebut dan tidak harus dibagikan kepada orang lainnya. [51]

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas tentang ekonomi islam maka dalam mengelolah Lokasi A selalu mengedepankan prinsip ekonomi islam yang bertujuan maslahah bagi seluruh umat manusia. Penerapan ilmu ekonomi yang dilaksanakan ini dapat di terapkan di kehidupan sehari-hari, sebagai langkah carnevor.id dalam mengkoordinasi faktor produksi, distribusi serta pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan dengan tidak menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah sebagai acuan aturan perundangan dalam sistem perekonomian Islam.

Ada empat prinsip yang terdapat dalam sistem ekonomi Islam antara lain:

  1. Tauhid

Prinsip tauhid mengatur prinsip-prinsip yang menyangkut segala aspek kehidupan dunia maupun akhirat. Ketika seseorang mengesakan dan menyembah Allah SWT, hal tersebut akan berimplikasi pada adanya niat yang tulus bahwa segala pekerjaan yang dikerjakan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

  1. Keadilan dan Keseimbangan

Prinsip keadilan merupakan landasan untuk menghasilkan seluruh kebijakan dalam kegiatan ekonomi sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan dan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Yang dimaksud dengan prinsip keseimbangan disini adalah kesetaraan antara pendapatan dan pengeluaran, pertumbuhan dan pendistribusian dan dantara pendapatan kaum yang mampu dan yang kurang mampu.

  1. Kehendak bebas

Ajaran Islam berkeyakinan bahwa Allah SWT memiliki kebebasan mutlak dalam berkehendak, begitu dengan manusia yang memiliki hak untuk memilih apa yang akan diperbuatnya bahkan dalam mengambil pekerjaan atau memanfaatkan kekayaannya, setiap orang diberikan kebebasan dengan cara yang disukainya. Namun demikian, manusia yang baik adalah manusia yang mampu menggunakan kebebasan itu dalam rangka penerapan tauhid dan keseimbangan dalam hidupnya.

  1. Tanggung Jawab

Dalam prinsip ekonomi Islam, kebebasan yang diberikan pada setiap orang untuk berbuat sesuatu dalam mengambil pekerjaan apapun atau memanfaatkan kekayaan dengan cara yang ia sukai tentunya harus tetap bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipilih. [52]

 

  1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam sebuah penelitian memiliki arti penting, yaitu guna memperoleh batasan serta arah tujuan penelitian yang terbaru dari hasil penelitian yang telah diperoleh pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini memiliki novelty (keterbaruan) karena membahas tentang pemanfaatan media sosial dalam pemasaran produk, hal ini tidak yang tidak dibahas secara rinci oleh peneliti terdahulu

  1. Penelitian yang lain dilakukan oleh Nurlisah (2018) dengan judul “Pengaruh Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Lipaq Share Mandar Pada Malolo Gorub Kabupaten Polewali Mandar Dalam Perspektif Islam.” Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pengaruh positif dan signifikan terhadap Peningakatan Volume Penjualan pada Malolo Group, Kabupaten Polewali Mandar. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data yang diakukan denganwawancara dan kuisioner. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Malolo Group. Dengan responden sebanyak 86 orang. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwadalam proses penjualan karyawan toko ataupun owner sendiri layak berlaku secara profesional agar bisa memperhatikan proses transaksi pembayaran dan kejelasan batas waktu pembayaran nantinya menimbulkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya pelanggan itu bisa mengambil keputusan pembelian di Malolo Group.[53] Persamaan pada penelitian ini yaitu mengenai konsep pelanggan yang setia. Penelitian yang akan datang berharap bisa melangsungkan penelitian lanjutan dengan meluaskan variabel lain atau serta memanfaatkan objek yang berlainan supaya memperoleh wacana lebih luas lagi. Perbedaan letak pada lokasi penelitian yang berbeda sehingga membuat konteks dalam kajian penelitian berbeda topik, serta rumusan masalah yang berbeda.
  2. Penelitian yang dilakukan Nurahmah Latief (2019) dengan judul “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Omzet Penjualan Handphone Pada DP Store Makasar.” Dalam penelitian ini metode yang dipakai menggunakan kuantitatif, dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh media sosial instagram sebesar 34,8% terhadap omzet penjualan handphone di DP Store Makassar. Sedangkan sisanya yang sebsar 65,2% ini dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dari media sosial instagram. Dari hasil pemelitian menunjukkan media sosail Instagram memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap omzet penjualan handphone di DP Store Makassar.[54] Persamaan dalam penelitian yaitu berhubungan dengan omzet penjualan atau minat melakukan pembelian. Perbedaan letak pada lokasi penelitian yang berbeda sehingga membuat konteks dalam kajian penelitian berbeda topik, serta rumusan masalah yang berbeda. Perbedaannya lainnya kajian yang dilaksanakan merupakan penelitian kuantitatif.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Deru R. Indika dan Cindy Jovita (2017) dengan judul “Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen.” Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif dengan metode kuantitatif yang telah disesuaikan dengan tujuan dan variabel penelitian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah media sosial yang digunakan Floating Market berpengaruh terhadap minat beli konsumen atau wisatawan. Adapun hasil analisis deskriptif dan interpretasi data penelitian terhadap variabel media sosial Instagram menunjukkan bahwa komunikasi foto yang dikemas secara kreatif menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam menarik perhatian konsumen akan tempat tujuan wisata. Aplikasi media sosial Instagram yang menonjolkan sharing foto atau gambar terbukti punya korelasi kuat dalam memengaruhi minat beli konsumen.[55] Persamaan terletak pada media aplikasi instagram dan pendekatan kualitatif, kajian berhubungan dengan omzet penjualan atau minat melakukan pembelian. Perbedaan letak pada lokasi penelitian yang berbeda sehingga membuat konteks dalam kajian penelitian berbeda topik, serta rumusan masalah yang berbeda.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Thoriq Detara S Putera (2019), dengan judul “Peran Komunikasi Pemasaran dalam Upaya Peningkatan Volume Penjualan Bisnis Rumah Residensial di Kusuma Pesanggrahan Batu Jawa Timur.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran komunikasi pemasaran pada penjualan rumah residensial dan kendala yang dihadapi di Kusuma Pesanggrahan Batu. Dari latar belakang ini peneliti mengambil judul Peran Komunikasi Pemasaran Pada Penjualan Rumah Residensial di Kusuma Pesanggrahan Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tujuan menggambarkan secara sistematis tentang fokus penelitian ini, yaitu peran komunikasi pemasaran pada penjualan rumah residensial di Kusuma Pesanggrahan Batu. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Komunikasi pemasaran pada penjualan rumah residensial Kusuma Pesanggrahan Batu dapat memberikan dampak positif dalam keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Peran tersebut berfungsi sebagai pengingat bagi konsumen mengenai keberadaan produk, membujuk konsumen potensial, membedakan (differentiating) produk yang ditawarkan perusahaan dengan produk lainnya, dan menjaga loyalitas konsumen.[56] Persamaan dalam penelitian yaitu berhubungan dengan omzet penjualan atau minat melakukan pembelian. Perbedaan letak pada lokasi penelitian yang berbeda sehingga membuat konteks dalam kajian penelitian berbeda topik, serta rumusan masalah yang berbeda. Perbedaannya lainnya kajian yang dilaksanakan merupakan penelitian kuantitatif.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Umar (2017) dengan judul “Peranan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Bagi Usaha Kecil Dan Menengah.” Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif. Dengan data primer yang diperoleh berdasarkan wawancara terstruktur dan wawancara mendalam kepada pemilik/pengelola UKM. Hasil penelitian ini adalah Salah satu cara menumbuhkan kemampuan dari UKM agar dikenal oleh masyarakat adalah dengan cara promosi. Atau bisa disebut memamerkan produk mereka ke pada masyarakat, dengan tujuan masyarakat tahu, mengerti dan mau membeli produk para pelaku UKM.[57] Persamaan dalam penelitian yaitu berhubungan dengan omzet penjualan atau minat melakukan pembelian. Perbedaan terletak pada objek kajian sehingga membuat konteks dalam kajian penelitian berbeda topik, serta rumusan masalah yang berbeda.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Melya Andeska (2018) dengan judul “Pengaruh Home Industri Budidaya Jamur Tiram Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah). Tujuan dari penelitian ini adalah pengaruh home industry budidaya jamur terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa kalirejo dan tinjauan ekonomi Islam terhadap peran dari home industry tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian field research yaitu jenis penelitian yang dilakukan di lapangan tertentu untuk memperoleh data yang konkrit. Hasil dari penelitian tersebut yaitu dilihat dari beberapa indikator kesejahteraan masyarakat home industry budidaya jamur tiram yang ada di desa Kalirejo secara keseluruhan dari tingkat pendapatan masyarakat sampai tingkat kesehatan sudah dikatakan sejahtera, namun dalam hal ini masih ada beberapa ketimpangan seperti beberapa rumah pelaku home industry yang belum termasuk dalam indikator baik dan kondisi lantai rumah yang masih tanah. Selain itu berdasarkan tinjauan ekonomi Islam bahwa usaha tersebut dilakukan dengan baik dan sejalan dengan syariat Islam baik mulai dari bahan baku sampai dengan pemasaran.[58] Persamaanya adalah pemasaran dan pendekatan kualitatif. Perbedaan letak pada lokasi penelitian yang berbeda sehingga membuat konteks dalam kajian penelitian berbeda topik, serta rumusan masalah yang berbeda.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Salma (2016) dengan judul “Peranan Hasil Pertanian Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam Di Desa Karossa Kecamatan Karosa Kabupaten Mamuju Tengah.” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari pertanian kelapa sawit berperan terhadap peningkatan perekonomian dan untuk mengetahui apakah ada perubahan pola piker pada masyarakat selama ada hasil pertanian kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan penelitian metode kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian field research. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hasil pertanian kelapa sawit berperan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dalam perspektif ekonomi Islam, ada beberapa indikator peranannya. Selain itu keberadaan pertanian kelapa sawit telah memberikan perubahan keadaan terhadap masyarakat dan perubahan pola piker masyarakat.[59] Persamaanya adalah pendekiatan kualitatif. Perbedaanya pada perekonomian masyarakat dan fokus pada hasil pertanian, sedangkan peneliti fokus usaha rumahan.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Probowari (2018) dengan judul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pemanfaatan Keramba Budidaya Ikan di Desa Ngargosari Sumberlawang Sragen.” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang bagaimana pemberdayaan ekonomi melalui pemanfaatan keramba dan untuk melihat apa saja dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatna usaha keramba diminati masyarakat dan menjadi peluang besa. Selain itu juga dapat menciptakan keadaan yang memungkinkan masyarakat berkembang dengan adanya memanfaatkan skill dan ketrampilan msyarakat yang dulunya petani menjadi pengusaha ikan. Dampak dari adanya keramba ini terdapat beberapa café dan warung pada desa Ngargosari untuk menjual belikan hasil dari panennya.[60] Persamaan pada pendekatan kualitatif. Perbedaan pada fokus penelitian yaitu ekonomi masyarakat dan lokasi budidaya ikan.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Yunengsih (2016) dengan judul “Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembudidayaan lele selain itu juga melihat dampak yang ditimbulkan dari adanya budidaya lele ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara observasi, wawancara atau penelaahan dokumen. Hasil dari penelitian ini adalah semakin berkurangnya pengangguran, tidak hanya dari segi ekonomi saja yang meningkat tetapi kualitas masyarakat juga ikut meningkat dengan adanya pemberdayaan lele tersebut selain itu dengan adanya dukungan dari Dinas setempat yg terkait sehingga kegiatan tersebut berhasil dengan sempurna.[61] Persamaan penelitian pendekatan kualitatif. Perbedaan pada fokus ikan lele dan perekonomian masyarakat.

 

  1. Paradigma Penelitian

Kerangka dalam Penelitian ini, mengacu terhadap tiga pokok pembahasan, strategi, hambatan dan solusi dan penjualan dalam perspektif Islam.

 2.1 Paradigma Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari paradigma penelitian ini, penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif yang berfokus pada pemanfaatan media sosial. Terdapat pembahasan utama yaitu mengenai pemanfaatan, strategi pemasaran dan hambatan serta solusi yang terjadi dalam penggunaan media sosial, kemudian penjualan dalam perspektif Islam. Pemanfaatan layanan home service bussines yang dilaksanakan pada Lokasi A menjadi salah satu strategi pemasaran yang dilaksanakan. Namun juga tentu saja mengalami kendala, kemudian penting untuk mengkaji solusinya dalam menngatasi persoalan yang terjadi. Serta sebagai kajian yang terakhir yaitu dilaksanakan dengan membahas dari sisi perspektif Islam, bagaimana penjualan yang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan ketentuan ajaran Islam.

 

[1] Sofan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep Dan Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 2

[2] Ricky W. Griffin Dan Ronald J Ebert, Bisnis EdisixKedelapan Jilidx1, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 57

[3] Nurasnawix& MuhammadxAsnan Fanani, xPemasaran Syariah Teori, filosofix &isu-isu kontemporer, (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm.129

[4] Philip Kotler dan Gary Armstrong, Principles of Marketing Edisi 13, (United States of America: Person, 2010), hlm. 440

[5] Ibid.

[6] Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hlm. 167-168

[7] Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Edisi Pertama, (Jakarta: Prenamedia Group, 2005), hlm. 161

   [8] Sigit Suhardi, Marketing Praktis, (Yogyakarta: Penerbit Liberty, 2007), hlm. 101

   [9] Dimas Hendika Wibowo, Zainul Arifin dan Sunarti, Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi Pada Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 29 No. 1 Desember 2015, hlm. 60

   [10] Astri Rumondang Banjarnahong, dkk, Manajemen Komunikasi Pemasaran, (Jakarta : Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm. 94

[11] Faisal Reza, Strategi promosi penjualan online lazada. co. id., Jurnal kajian komunikasi 4.1 (2016), hlm. 63-74

[12] Febrianty, Pengantar Bisnis: Etika, Hukum & Bisnis Internasional, (Yogjakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 4

[13] Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, Marketing Management, (New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc,., 2016), hlm. 587

[14] Nabella Chika Octavia, Strategi Komunikasi Pemasaran Kenalsapa. Com Dalam Meningkatkan Brand Awareness Di Kota Bandung, (Skripsi: Universitas Komputer Indonesia, 2020).

[15] Erick Try Putra Benawan, David PE Saerang, dan Winston Pontoh, Pengaruh pengawasan, akuntabilitas dan transparansi keuangan terhadap kinerja pegawai (Studi kasus pada Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan)Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi 13.03 (2018).

[16] Andi Leny Susyanty, Kebijakan Pengawasan Iklan Pangan Olahan di Indonesia, Jurnal Kefarmasian Indonesia (2014), hlm. 13-26

   [17] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 174

   [18] Samsul Arifin, Sales Management Strategi Menjual Dengan Pendekatan Personal, (Yogyakarta: SALMA IDEA, 2020), hlm. 3-4

   [19] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar – Dasar Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 185

   [20] Ely Arinawati dan Badrus Suryadi, Penataan Produk (C3) Kompetensi Keahlian: Daring dan Pemasaran, (Gramedia Widiasmara Indonesia, 2021), hlm. 185

   [21] Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 188-189

[22] Melia Eka Lestiani, Faktor-faktor dominan promosi yang mempengaruhi motivasi konsumen dalam membeli suatu produk dengan menggunakan metode AHP, Jurnal Industri Elektro dan Penerbangan 1.1 (2018).

   [23] Ibid., hlm. 179-180

[24] Yusdillah, M. Pengaruh Toyota Home Service terhadap Profitabilitas pada PT. Astra International, Tbk (Study Kasus pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas), Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains 1.01 (2021)

[25] Pristi Sukmasetya, Taufiq Haryanto, Fungki Ayu Sadewi, R. Bima Gofiruli Maulida, dan Habib Said Aliudin, dan Bagus Sugiarto. Pemanfaatan Digital Marketing sebagai Media Pemasaran Global untuk Meningkatkan Penjualan Produksi pada Home Industry, Community Empowerment 5, no. 2 (2020), hlm. 28-35

[26] Fasihatul Muaslihah, Pengaruh Social Media Marketing Instagram Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Dalam Pandangan Islam, (Skripsi, Lampung: UIN, 2018), hlm. 41

[27]Nyuman S. Pendit, Ilmu Pariwisata cet.7, (Jakarta: Pradyna Pramita, 2002), hlm. 11

[28] Andy Paul Harianja, dan Iwada Grawilser Talunohi. Sistem Informasi Penjualan Online di Universitas Katolik Santo Thomas (Tokounika) Berbasis Web Menggunakan Metode Feature Driven Development. KAKIFIKOM (Kumpulan Artikel Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Komputer) (2021), hlm. 63-71

[29] Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI, (Jakarta: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014), hlm. 65-82

[30] Maria Ulf, Efektifitas Instagram Dalam Mempromosikan Penjualan Kamar Batiqa Hotel Pekanbaru, Jom Fisip Vol. 5 No. 1 – April 2018, hlm. 5

[31] Agus hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 228

[32] Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran: Model Komunikasi Pemasaran (IMC), (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 335

[33] A.M, Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2010), hlm. 17

[34] Hendri Handoko, dkk, Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Pada Perusahaan, Binus Business Review Vol.3 no.2, November 2012, hlm. 889

[35] Basu Sswastha, Azaz-Azaz Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2004), hlm. 4

[36] Basu Swastha, Manajemen Penjualan Edisi 3, (Yogyakarta: BPFE, 2014), hlm. 80

[37] Yusuf al-Qadharawi, Fiqih Praktis Bagi Kehidupan Modern (Kairo: Makabah Wabah, 1999)

[38] Ibid.

[39] Ibid.

[40] Ibid.

[41] Faisal Reza, Strategi promosi penjualan online lazada. co. id., Jurnal kajian komunikasi 4.1 (2016), hlm. 63-74

[42] Fahim Khan, Essays in Islamic Economics, Leicester: The Islamic Foundation, hlm. 198

[43] Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, Marketing Management, (New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc,., 2016), hlm. 587

[44] Agil Bahsoan, “Mashlahah sebagai maqashid al syariah (tinjauan dalam perspektif ekonomi Islam).” Jurnal Inovasi 8.01 (2011)

[45] Ibid.

[46] Ibid., hlm. 200

[47] Muhamad Amin, Strategi Pemasaran Mlm (Multi Level Marketing) Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada PT. Natural Nusantara Cabang Purwokerto). Diss. IAIN Purwokerto, 2016

[48] Erick Try Putra Benawan, David PE Saerang, dan Winston Pontoh, Pengaruh pengawasan, akuntabilitas dan transparansi keuangan terhadap kinerja pegawai (Studi kasus pada Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan)Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi 13.03 (2018)

[49] Sri Sudiarti, “Strategi Politik Ekonomi Islam.” HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 3.1 (2016), hlm. 52-73

[50] Syarifah Gustiawati Mukri, “Langkah Strategis Optimalisasi Sistem Ekonomi Syariah.” SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 1.1 (2014).

[51] Dwi Septa Aryani, Yuni Rachmawati dan Agung Anggoro Seto, Ekonomi Syariah (Dengan Pen dekatan Hasil Penelitian), (Jakarta : Nusa Literasi Inspirasi, 2019), hlm. 6-7

[52] Muhammad Turmudi, Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol XVIII No. 01, Maret 2017, diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/70513 pada tanggal 28 November 2021

[53] Nurlisah, Pengaruh Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Lipaq Share Mandar Pada Malolo Gorub Kabupaten Polewali Mandar Dalam Perspektif Islam, (Skripsi, Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin, 2018), diakses melalui http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8706/ pada tanggal 28 November 2021

[54] Nurahmah Latief, Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Omzet Penjualan Handphone Pada DP Store Makasar, (Skripsi, UNM 2019), diakses melalui http://eprints.unm.ac.id/14598/ pada tanggal 28 November 2021

[55] Nurahmah Latief, Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen, Jurnal Bisnis Terapan, ISSN 2580 – 4928 Volume 01, Nomor 01, Juni 2017, diakses melalui https://doi.org/10.24123/jbt.v4i2.2924 pada tanggal 28 November 2021

[56] Thoriq Detara S Putera, Peran Komunikasi Pemasaran dalam Upaya Peningkatan Volume Penjualan Bisnis Rumah Residensial di Kusuma Pesanggrahan Batu Jawa Timur, (Skripsi, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019), diakses melalui http://etheses.uin-malang.ac.id/14683/ pada tanggal 28 November 2021

[57] Abdullah Umar, Peranan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Bagi Usaha Kecil Dan Menengah, KNIT-2 Nusa Mandiri BSI Convention Center Bekasi, 6 Agustus 2017, ISBN: 978-602-72850-1-9, diakses melalui https://research.binus.ac.id/publication/2A844E18-DADB-4A33-9627-1C257B076CD4/peranan-media-sosial-sebagai-sarana-promosi-bagi-usaha-kecil-dan-menengah/ pada tanggal 28 November 2021

[58] Melya Andeska, Pengaruh Home Industri Budidaya Jamur Tiram Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam, (Skripsi : UIN Raden Intan, 2017), diakses melalui http://repository.radenintan.ac.id/1707/ pada tanggal 28 November 2021

[59] Salma, Peranan Hasil Pertanian Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam di Desa Karossa Kecamatan Karossa kabupaten Mamuju Tengah, (Skripsi: UIN Allaudin, 2016), diakses melalui http://repositori.uin-alauddin.ac.id/9782/ pada tanggal 28 November 2021

[60] Amalia Prabowari, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pemanfaatan Keramba Budidaya Ikan di Desa Ngargosari Sumberlawang Sragen, (Skripsi: UIN Sunan Kalijaga, 2018), diakses melalui https://digilib.uin-suka.ac.id/33070/ pada tanggal 28 November 2021

[61] Lilis Yunengsih, Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara, (Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2016), diakses melalui https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/34025 pada tanggal 28 November 2021

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *