Jamur Trucuk atau Termitomyces Clypeatus Masih Tumbuh di Kawasan Blitar Indonesia

Written by Latif

January 2, 2023

Paper Editor – Jamur Trucuk atau biasa dikenal dengan nama lain, Jamur Barat, atau Jamur Payung atau dalam bahasa latin dikenal dengan nama Termitomyces Clypeatus.

Di kalangan masyarakat Jamur Trucuk merupakan jamur yang sering dijumpai ketika musim hujan dan disertai dengan angin yang berhembus kencang.

Di selatan Pulau Jawa, Jamur Trucuk seringkali masih ditemukan, jamur ini tumbuh dengan liar dan ditempat yang tidak menentu.

Jenis ini, menjadi jamur konsumsi yang dapat dikatakan sangat lezat.

Tumbuhnya tidak beraturan, bisa di bawah pohon, lerang-lerang, hingga lokasi yang banyak rumputnya.

Ciri-ciri Jamur trucuk

  • memiliki tudung bagian atas berwarna hitam kecoklatan.
  • Tudung bagian bawah berwarna putih.
  • Gagang jamur juga berwarna putih.
  • ukurannya kecil dibandingkan dengan jamur bulan.
  • Tumbuhnya tidak pernah sendiri, selalu ada kawanannya disekitar tempat menemukannya.
  • Jamur ini biasanya ditumis dengan dicampur pakis sungai.

Cara membedakan jamur beracun dengan yang layak konsumsi.

  • Caranya sangat mudah yaitu dengan melihat bagian bawah tudung. Untuk yang berwarna coklat atau hitam berati beracun. Jamur layak konsumsi bagian bawah tudung berwarna putih.
  • Tudung bagian atas tidak dapat di jadikan patokan. Tudung bagian atas ada sebagian jamur beracun mirip sekali dengan jamur trucuk.
  • Jamur layak konsumsi Batang jamur jika di pegang lebih keras dan berisi. sedangkan jamur beracun begian tengahnya berlubang.

Pada musimnya masyarakat akan berburu jamur ini, salah satu yang khas dari jamur ini rasanya berbeda dengan jamur budidaya.

Salah satu masyarakat Desa Sumberagung Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar menerangkan, jamur ini dijumpai di wilayah sini ketika ada angin kencang.

“Jadi kalau musim hujan tapi belum ada angin kencang, jamur ini belum tumbuh, kalau bulan apanya ini tidak menentu tergantung dengan musim dan hembusan anginnya,” terang Bakuh warga setempat, melansir dari ngawi.pikiran-rakyat.com pada Senin (2/1/2023).

Selain itu, dengan kondisi tanah di wilayahnya jamur ini ditemukan di berbagai tempat yang tidak terdua.

“Kalau kata orang tua, tempat dimana jamur ini tumbuh adalah dulu yang ada rayapnya (anai-anai). Jadi tumbuhnya disekitar yang pernah ada anai-anainya,” paparnya.***

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *