Paper Editor – Gayam merupakan buah yang memiliki bentuk mirip dengan jengkol, namun memiliki kulit yang sangat keras.
Pohonnya sendiri sangat rimbun, memiliki batang seperti pohon beringin dan berdaun seperti pohon mangga.
Salah satu penyebarannya berada di Kabupaten Lamongan, biasa ditanam warga di belakang atau di samping rumah.
Ternyata keberadaan pohon gayam ini, belakangan buahnya dapat diolah menjadi keripik gayam.
Menjadi salah satu makanan yang dapat menjadi usaha berskala UMKM bagi masyarakat, sekaligus menjadi hal yang identik dengan ekonomi kemasyarakatan.
Saat ini jarang sekali ditemukan keripik gayam, seakan menjadi makanan yang langka namun juga menjanjikan bagi pelaku usaha yang mengolahnya.
Sehingga potensi pemasaran regional dapat menjadi peluang pangsa pasar. Misalnya saja dijual ke daerah lain yang tidak memiliki pohon gayam seakan akan menjadi makanan khas yang tidak pernah dijumpai.
Keunggulan pohon gayam ini adalah yang terus berbuah sepanjang musim.
Belajar dari keripik gayam ini, pada dasarnya pada setiap daerah berpotensi melahirkan ekonomi kreatif yang tidak ada di daerah lainnya.
Ini menjadi potensi dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat kecil dan menengah, khususnya dengan modal kecil.
Sumiati salah satu produsen keripik gayam di Desa Latukan Lamongan menjelaskan, bahwa 1 biji gayam bisa ditiriskan menjadi beberapa lembar keripik.
“Iya bisa jadi beberapa, tapi untuk pohonnya gayam sekarang sudah mulai susah, tidak seperti dulu,” jelasnya.
Namun untuk harga, 1 pack keripik gayam dijual dengan harga Rp. 25 ribu.
“Kita menjualnya ditetangga, kadang juga ada pesanan. Kalau dinilai dari nilai ekonominya ya lumayan untuk usaha rumahan,” terangnya.
0 Comments